Inilah Fakta di Balik Kerusuhan Mako Brimob 

Inilah Fakta di Balik Kerusuhan Mako Brimob 

Metroterkini.com - tragedi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Selasa 8 Mei 2018 lalu, telah menewaskan enam orang yakni lima polisi dan seorang narapidana terorisme. Seorang polisi disandera dan empat lagi luka-luka.

Polisi menyebutkan bahwa 156 napi kasus terorisme yang mendekam di Rutam Mako Brimob menyerang aparat, merebut 30 senjata serta amunisi. Mereka 36 jam menguasai Mako Brimob, sebelum akhirnya kondisi diambil alih lagi oleh Polri.

1. Napi Teroris Sempat Merakit Bom

Polisi mengkonfirmasi bahwa para napi teroris di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob, sempat merakit bom saat kerusuhan. Menurut Komandan Koprs Brimob Irjen Rudy Sufahriadi, bahan-bahan untuk merakit bom didapat dari barang bukti milik polisi. Setelah medan dikuasi, bom yang sudah dirakit mereka pun telah diledakkan.

2. 10 Napi Teroris Masih Tinggal di Rutan Mako Brimob

Total narapidana kasus terorisme di Rutan Mako Brimob 156 orang. 1 orang tewas, 145 orang sudah dipindahkan ke Lapas High Risk Nusakambangan dan sisanya 10 orang lagi masih berada di Rutan Mako Brimob.

10 orang napiter yang belum dijebloskan ke Nusakambangan ini merupakan pihak yang paling keras melakukan perlawanan dan paling terakhir menyerahkan diri ke aparat Bhayangkara. Polisi masih menyelidiki mereka.

3. 145 Napi Teroris Menghuni Sel Perorangan di Nusakambangan

145 narapidana kasus terorisme dari Rutan Mako Brimob telah dipindahkan ke LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kesemuanya menghuni lapas high risk dan ditempatkan dalam kamar 'one men one cell' atau sel perorangan. Mereka akan terpisah dengan satu yang lainnya selama tinggal di sana.

4. Kapolri Janji Merawat Anak 5 Anggota Polri

Lima polisi tewas dibunuh dalam kerusuhan di Rutan Mako Brimob. Kapolri Jenderal Tito Karnavian berjanji akan menanggung biaya pendidikan anak-anak anggotanya yang meninggal tersebut.
 

Berita Lainnya

Index